Ini Kisah Saya Membangun Channel YouTube dan Meraih 12 Juta View dalam 23 Hari

Sejak sekitar setahun lalu saya berhipotesis bahwa YouTube berusaha keras untuk membungkam Tiktok. Ia akan lakukan berbagai cara agar idenya tidak lari.

YouTube merilis fitur Short, mereka kasih insentif dengan siapkan dana 100 juta USD dengan dan Short Fund agar para usernya mau memakai fitur Short.

Itu indikator yg terlihat.

Sy berhipotesis bahwa ia akan kembangkan algoritma sedemikian rupa Short ini memiliki keunggulan layaknya fitur FYP Tiktok, yg memungkinkan para creator mudah untuk mendapat penonton (view).

Saat menemukan momentumnya, sy ujicoba YouTube dgn sangat serius, dgn optimalisasi fitur Short. Jika creator lain posting 1 atau 2 video sehari, sy posting sampe 27 video dalam sehari. Puluhan kali lipat usaha normal kebanyakan. Karena sy menemukan dua momentum penting yg sayang banget jika sy lewatkan.

Saya selalu berpikir menggunakan frame work Input, proses dan output dalam melihat suatu fenomena. Jika ingin output bagus, input dan proses terus diperbaiki dan disesuaikan.

Alhasil, yg awalnya target sy 1 postingan video per hari, terus berubah jadi 1000 subscriber sebulan yg tercapai dalam 2 minggu. Lalu target baru 1 juta view yg tercapai dalam 2 minggu lebih, lalu target 10 juta view tercapai dalam waktu 23 hari. Saat ini total view Channel tersebut 12 juta.

Kisah ini bukan hanya tentang saya, tapi juga tentang bagaimana mengembangkan diri di sosmed. Bahwa konten yg baik dan pengemasan yg baik perlu juga dibarengi dengan pemahaman bagaimana algoritma tiap platform bekerja. Yang hanya bisa dipahami dgn ujicoba terus menerus, ketekunan dan ketelitian, yg itu membutuhkan waktu, kesabaran dan fokus.

Bahwa jika ingin hasil yg maksimal, usahanya pun harus maksimal.

 

Ik Spreek Eeen Beetje Nederlands

Sebuah pengakuan

Semakin bertambah umur daya ingat makin lemah

Sangat bermasalah ketika bertemu rekan baru dan bertemu lagi di kemudian hari, ia menyapa saya dan saya lupa namanya. Agar tidak malu, saya tidak sapa namanya tentunya. Terus berusaha keras mengingat namanya, namun tetap saja tidak ingat.

Semakin sering bertemu orang baru, semakin banyak yang saya lupa namanya.

Semakin besar pula rasa salah di hati.

Semakin sadar bahwa saya tak lagi muda dengan ingatan yang melekat bak perangko.

Saya pun mencari cara untuk menjaga daya ingat, dengan melatihnya.

Belajar bahasa memaksa saya mengingat sesuatu.

Tapi, bahasa apa yang menarik saya pelajari?

Jepang susah tulisannya

China sama

Korea meski lagi ngehits, saya tidak demen Korea.

Jerman? boleh juga

Belanda? Saya pernah tinggal di sini dan sepertinya banyak kata-kata dalam bahasa Indonesia yang diserap dari ini. Terus keluarga saya juga di belanda.

Ya sudah saya putuskan belajar bahasa Belanda saja.

Saya download aplikasi Duolingo dan mulai belajar bahasa Belanda.

So far cukup menyenangkan.

Banyak kata-kata dalam Bahasa Belanda yang mirip dengan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.

Ditambah lagi, aplikasi Duolingo fiturnya memudahkan saya untuk mengingat kata-kata.

Lumayan lah sejauh ini sudah ada sedikit kemajuan.

Ik kpreek een beetje Nederlands

 

Kembali

Saya akui bahwa saya bodoh.

Server lama tempat saya naro database blog saya ini rusak, dan semua datanya hilang.

10 tahun jejak digital yang saya buat menghilang ditelan rimba maya. Hanya sedikit yang tersisa di Waybackmachine.

Cukup lama saya vakum tidak mengurus apalagi mengisi rumah digital saya ini.

Mumpung lagi sempat, saya bangkitkan energi untuk mengelola kembali blog ini.

Jejak digital perlu saya torehkan, sebelum orang lain menorehkannya yang kadang isinya tak sesuai keinginan.