Disertasi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang berjudul “Transformational Leadership and Human Resource Orchestration Towards Indonesia Emas 2045” menawarkan analisis yang mendalam tentang peran kepemimpinan transformasional dan pengelolaan sumber daya manusia dalam mencapai visi besar Indonesia di tahun 2045. Disertasi ini tidak hanya relevan dalam konteks pembangunan ekonomi nasional, tetapi juga memberikan perspektif baru tentang bagaimana negara dapat memanfaatkan kekuatan SDM-nya untuk menghadapi tantangan global.
Latar Belakang dan Relevansi Penelitian
Dengan mengacu pada prediksi lembaga internasional seperti McKinsey dan Goldman Sachs, disertasi ini menggambarkan optimisme terhadap masa depan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2045. AHY mengidentifikasi bahwa untuk mencapai target tersebut, Indonesia harus melakukan transformasi ekonomi secara besar-besaran. Hal ini menempatkan fokus pada kualitas sumber daya manusia (SDM) dan pentingnya kepemimpinan yang visioner dalam mendorong perubahan.
Selain itu, penelitian ini juga didasari oleh kajian dari McMillan (2017) dan Keun Lee (2019), yang menekankan pentingnya perubahan struktural, optimalisasi sektor strategis berbasis teknologi, serta peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan penelitian. Dari sini, AHY membangun argumen bahwa Indonesia harus meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan penelitian R&D (Research and Development) untuk memaksimalkan potensi SDM yang ada.
Pendekatan Teoritis: Kepemimpinan Transformasional dan Orkestrasi Sumber Daya
Salah satu keunggulan utama dari disertasi ini adalah penerapan Transformational Leadership Theory dan Resource Orchestration Theory (ROT) dalam konteks negara. AHY memaparkan bahwa kepemimpinan transformasional memiliki peran kunci dalam mengelola SDM dan mengonversinya menjadi daya saing yang kompetitif di tingkat global. Meskipun teori ini sering kali digunakan dalam studi kasus di tingkat korporasi, AHY berhasil mengontekstualisasikannya pada skala nasional, menunjukkan bahwa konsep kepemimpinan transformasional dapat diterapkan pada level yang lebih besar untuk mencapai transformasi ekonomi.
Dalam disertasinya, AHY juga menekankan pentingnya orkestrasi sumber daya manusia, yang melibatkan mekanisme structuring, bundling, leveraging, hingga mobilizing sumber daya yang ada. Orkestrasi yang tepat ini akan memungkinkan Indonesia untuk mengoptimalkan potensi SDM dan menjadikannya kekuatan utama dalam menggerakkan ekonomi.
Temuan Utama: Tantangan dan Peluang SDM Indonesia
Melalui analisis data dari berbagai sumber, termasuk UNDP dan Global Innovation Index, AHY menggambarkan kondisi SDM Indonesia saat ini yang masih perlu ditingkatkan. Indeks Pembangunan Manusia Indonesia berada di peringkat 113 dari 189 negara, dengan produktivitas pekerja yang masih tergolong rendah dibandingkan negara-negara tetangga di ASEAN. Disertasi ini juga menyoroti adanya ketidaksesuaian antara output pendidikan dan kebutuhan industri, terutama dalam bidang STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics), yang sangat diperlukan untuk mendukung transformasi ekonomi.
Namun demikian, AHY juga optimis bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk memperbaiki situasi ini, terutama dengan adanya bonus demografi yang akan berpuncak pada tahun 2030. Jika SDM Indonesia dapat dipersiapkan dengan kompetensi yang sesuai, maka bonus demografi ini dapat menjadi salah satu kekuatan utama dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Rekomendasi Kebijakan yang Konstruktif
Disertasi ini tidak hanya menawarkan analisis teoritis, tetapi juga memberikan rekomendasi kebijakan yang konkret untuk mendukung transformasi ekonomi Indonesia. Beberapa rekomendasi utama yang diajukan antara lain:
1. Sinkronisasi Program Studi dengan Kebutuhan Industri: Perguruan tinggi di Indonesia perlu menyesuaikan kurikulum mereka dengan kebutuhan industri yang berkembang, terutama di bidang STEM. Hal ini penting untuk memastikan lulusan yang dihasilkan memiliki keterampilan yang relevan dan siap kerja.
2. Peningkatan Partisipasi Pendidikan Tinggi: AHY merekomendasikan agar tingkat partisipasi pendidikan tinggi ditingkatkan hingga mencapai 60% pada tahun 2045. Peningkatan ini dianggap penting untuk memperluas akses pendidikan dan meningkatkan kualitas SDM secara keseluruhan.
3. Pengembangan R&D: Disertasi ini menyoroti pentingnya meningkatkan pengeluaran untuk R&D dari 0,28% PDB saat ini menjadi sekitar 1,5-2,0%. Peningkatan belanja R&D ini akan sangat penting untuk mendorong inovasi dan menciptakan solusi teknologi yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi.
4. Peningkatan Proporsi Lulusan STEM: Untuk mendukung transformasi ekonomi berbasis teknologi, proporsi lulusan yang berasal dari bidang STEM perlu ditingkatkan hingga 40%. Hal ini penting untuk membangun SDM yang mampu mengembangkan dan mengimplementasikan teknologi canggih.
5. Pemimpin Transformasional: AHY menekankan perlunya menyiapkan pemimpin yang memiliki visi transformasional, yang mampu mengorkestrasikan SDM dan sumber daya lainnya untuk mendorong percepatan pembangunan ekonomi.
Penutup
Disertasi Agus Harimurti Yudhoyono ini memberikan wawasan mendalam dan solusi konkret mengenai tantangan serta peluang yang dihadapi Indonesia dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045. Dengan pendekatan kepemimpinan transformasional dan pengelolaan SDM yang tepat, disertasi ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan ekonomi dunia. Rekomendasi-rekomendasi kebijakan yang ditawarkan tidak hanya relevan secara akademis, tetapi juga dapat diimplementasikan secara praktis untuk mendukung pencapaian tujuan besar negara ini.
Disertasi ini merupakan kontribusi penting dalam diskusi tentang masa depan Indonesia, dan dapat menjadi rujukan berharga bagi pembuat kebijakan, akademisi, serta praktisi yang terlibat dalam pembangunan ekonomi dan pengelolaan SDM.